Montase Tata Surya. Kredit : NASA
Tahun 1995, planet pertama di
bintang lain ditemukan dan semenjak itu sudah ada 495 planet di bintang lain
yang ditemukan dengan massa 0.006 – 21 Massa Jupiter. Awalnya diperkirakan
obyek-obyek tersebut merupakan bintang yang kecil sebagai bagian dari sistem
bintang ganda, namun karakternya yang berbeda menunjukkan kalau obyek tersebut
bukanlah bintang.
Pada tahun 2003, sebuah obyek
mirip Pluto ditemukan di Tata Surya sekaligus menjadi obyek paling jauh di Tata
Surya. Sedna, benda yang berada di sabuk kuiper ini kemudian membawa para ahli
untuk kembali mempertanyakan definisi planet? dan apakah Pluto itu planet atau
bukan. Di tahun 2005, penemuan Eris memicu kembali perdebatan tentang definisi
planet di kalangan astronom, sekaligus mengubah sejarah pendefinisian planet di
Tata Surya maupun di bintang-bintang lainnya.
Dalam menentukan definisi planet,
ada 3 area yang ditinjau yakni : Karakteristik fisik atau ukuran, Orbit, dan
asal usul pembentukan.
Planet
Apa itu planet? berdasarkan
kamus, planet adalah obyek langit yang
bersinar karena memantulkan cahaya dari bintang dan bergerak mengelilingi
bintang. Bagi masyarakat awam, planet adalah anggota tata surya yang bergerak
mengitari matahari.
Bagi para pengamat langit, planet
merupakan obyek langit yang tidak berkelap kelip seperti bintang karena planet
tidak dapat menghasilkan cahaya. Namun
bagi para peneliti, definisi planet tidak semudah itu. Hasil pengamatan selama
bertahun-tahun yang disertai berbagai teori memberikan berbagai definisi
tentang planet. Sebagian kutipan definisi planet tersebut sebagai berikut :
Geoffry W Marcy:
Planet adalah obyek yang memiliki massa antara yang dipunyai Pluto dan
ambang pembakaran deutrium dan yang terbentuk dalam orbit di sekeliling obyek
yang dapat membangkitkan energi melalui reaksi nuklir.
G H A Cole:
planet adalah sebuah benda dingin
Gibor Basri:
planet adalah non fusor yang sferis yang lahir dalam orbit disekeliling
suatu fusor.
Alan Stern & Hal Levinson:
planet adalah benda keplanetan yang terikat dalam orbit sekeliling
sistem multi bintang dan bintang tunggal.
Mike Brown
planet adalah obyek dalam tata surya yang lebih masif dari total massa
obyek lainnya dalam orbit yang berdekatan atau sama.
Planet sendiri berasal dari kata
Yunani “wanderer” atau “pengelana” yang merupakan obyek langit dingin, dan
tidak menghasilkan energi. Planet hanya dapat memantulkan cahaya bergantung
pada besar albedonya. Sebagai benda
dingin, planet tidak memiliki sumber energi panas yang signifikan didalamnya
dan tidak dipengaruhi oleh temperatur. Bila pada katai coklat dan bintang
proses termonuklir menyuplai energi panas internal, pada planet energi panas
diperoleh dari luar dirinya misalnya dari bintang induk. Selain itu kondisi interior
planet, tidak cukup memadai untuk menyebabkan ionisasi atom-atom pembentuknya.
Problema Ukuran Sebuah Planet
Keberadaan Pluto sebagai planet
semakin hari semakin terancam, bahkan seharusnya sejak awal Pluto tidak
ditempatkan sebagai planet. Ukuran Pluto yang kecil bahkan kurang dari setengah
kali ukuran planet lainnya, dengan orbit yang berbeda dari planet lainnya
menyebabkan sebagian astronom menempatkannya sebagai bagian dari Sabuk Kuipert.
Sabuk Kuipert diketahui keberadaannya pada tahun 1982 dengan anggota
batu-batuan yang beku.
Menurut Michael A’Hearn, astronom
dari University of Maryland dan mantan presiden divisi IAU’s Planetary Systems
Sciences, “seandainya saja saat Pluto ditemukan (thn 1930), kita telah
mengetahui adanya sabuk Kuipert, maka ia akan menjadi obyek raksasa Sabuk
Kuipert”.
Pada awal tahun 1999, terjadi
perdebatan di kalangan IAU saat Pluto diberikan dua status sebagai planet dan
sebagai obyek trans-neptunian, mengacu pada lokasinya yang jauh. Namun status
ini kemudian dibatalkan dan sampai saat ini kita masih mengenal Pluto sebagai
salah satu planet dalam tata surya.
Dengan menggunakan perhitungan
batas massa dari G.H.A. Cole berdasarkan komposisi pembentukannya, maka Pluto
masih dapat dikategorikan sebagai planet. Demikian juga halnya dengan Varuna,
Quouar, Ceres dan Sedna. Namun bagi mereka yang menganggap Pluto bukanlah
planet, maka Sedna akan tetap dikenal sebagai planetoid.
Sistem Tata Surya berdasarkan
klasifikasi baru. Kredit : IAU
Resolusi IAU 2006
Tahun 2005, Mike Brown dan timnya
menemukan sebuah obyek yang lebih besar dari Pluto di area Sabuk Kuiper atau
juga dikenal sebagai obyek trans-Neptunian. Keberadaan benda kecil yang awalnya
dikenal sebagai 2003 UB313 menjadi pemicu perdebatan definisi planet. Pertanyaanya,
dengan ukuran lebih besar dari Pluto, akankah 2003 UB313 atau yang sempat
dinamai Xena ini akan menjadi planet ke-10?
Jika obyek yang kemudian resmi
dinamai Eris ini menjadi planet ke-10, tentu akan ada sederetan benda-benda
berukuran serupa di Sabuk Kuiper yang juga harus diperhitungkan sebagai planet.
Maka, pada tahun 2006, dalam General Assembly IAU yang ke-26 di Praha,
ditetapkanlah resolusi baru mengenai definisi planet :
1. Memiliki
orbit yang mengitari Matahari / bintang
2. Memiliki
massa yang besar agar gravitasinya cukup besar untuk mempertahankan bentuk bola
3. Mampu
membersihkan area sekeliling orbitnya dari benda-benda kecil.
Terkait syarat ke-3, menurut Hal
Levison, ada dua cara planet membersihkan populasi benda kecil disekelilingnya
:
1. Planet
bisa mengakresi benda-benda kecil tersebut
2. Planet
tersebut secara gravitasional melontarkan benda-benda kecil disekelilingnya
keluar dari Tata Surya.
Resolusi IAU tersebut
menghasilkan 3 kategori utama dalam Tata Surya :
1. Planet
: 8 obyek dari Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus
2. Planet
Katai : Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, Eris dan obyek bundar lainnya yang
belum menyapu bersih lingkungan disekitar orbitnya, dan bukan merupakan satelit
3. Benda
Kecil di Tata Surya : semua obyek lain yang mengorbit Matahari.
Pada tahun 2008, IAU menetapkan
nama Plutoid bagi obyek planet kerdil yang berada di luar orbit Neptunus atau
yang juga dikenal sebagai trans Neptunian object. Plutoid merupakan benda
langit yang mengorbit Matahari pada jarak lebih besar dari jarak Neptunus.
Mereka memiliki massa yang cukup agar gaya gravitasi dapat mempertahankan
bentuk bola. Kriteria lainnya adalah area di sekeliling orbit plutoid masih
belum bersih dari obyek-obyek lainnya.