Cina Coba Menggabungkan Dua Wahana Angkasa Secara Manual



Para astronot Cina tengah mencoba menggabungkan secara manual dua wahana angkasa, yaitu kapsul Shenzou-9, yang mereka tumpangi, dengan laboratorium angkasa luar Tiangong-1.

Sebelumnya, proses penggabungan kedua wahana angkasa ini dilakukan dengan prosedur otomatis menggunakan komputer.

Jing Haipeng, Liu Wang dan astronot perempuan pertama Cina, Liu Yang, akan mencoba melakukan upaya penggabungan tersebut secara ekstra hati-hati.

Pihak berwenang Cina mengatakan proses penggabungan manual dua wahana angkasa dilakukan sekitar pukul 04:00 GMT, atau sekitar 10.30 WIB, Minggu (24/06).

Liu Wang diberi tanggungjawab untuk melakukan upaya penggabungan, sementara Liu Yang akan menggelar penelitian pengaruh kondisi tanpa bobot terhadap tubuh manusia, demikian kantor berita AFP. Proses penggabungan dua wahana angkasa ini, menurut kantor berita AFP, merupakan proyek pembangunan stasiun ruang angkasa Cina, yang ditargetkan selesai pada 2020.

Penggabungan secara manual ditempuh apabila prosedur otomatis dinyatakan gagal. Para astronot Uni Soviet dan AS pernah melakukan penggabungan manual yang dianggap berhasil pada 1960 lalu.

STASIUN RUANG ANGKASA


Pesawat ruang angkasa Shenzhou-9 diluncurkan pada 16 Juni lalu. Kapsul Shenzou-9 yang diawaki tiga astronot Cina kini merapat di dekat laboratorium angkasa Tiangong-1 melalui prosedur otomatis yang berjalan sukses.

Sejumlah media massa Cina melaporkan penggabungan dua wahana angkasa itu diharapkan bisa selesai pada Senin (18/6) pukul 15.00 waktu Beijing atau pukul 14.00 WIB di ketinggian 340km.

Ketiga astronot Cina ini dijadwalkan kembali ke Bumi sebelum akhir bulan ini. Modul laboratorium angkasa Cina Tiangong-1 merupakan prestasi besar negeri itu. Misi Shenzou-9 ini adalah misi wahana angkasa berawak keempat Cina, menyusul misi penggabungan tanpa awak yang sukses dilakukan Shenzou-8 tahun lalu.

Belum lagi usai misi Shenzou-9, Cina dipastikan akan meluncurkan misi Shenzou 10 pada tahun depan. Laboratorium angkasa Tiangong-1 merupakan prototipe modul-modul angkasa yang diharapkan bisa dibangun Cina untuk membentuk sebuah stasiun ruang angkasa berawak pada akhir dekade ini. Dengan berat 60 ton, Tiangong-1 lebih kecil dibanding stasiun angkasa luar milik AS, Rusia, Eropa, Kanada dan Jepang yang memiliki berat 400 ton.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »